Menukar busi standar dengan busi balap menjadi solusi populer bagi banyak bikers yang berharap untuk mengoptimalkan kinerja sepedanya. Dalam diskusi di workshop Workshop ataupun komunitas online, busi balap ini acapkali diperbincangkan karena dapat memberikan daya tarik mesin yang lebih ringan, akselerasi yang lebih cepat dan juga proses pembakaran yang semakin efisien.
Namun, apakah ada dampak buruk jika memasangkan busi racing pada motor yang masih standar? Untuk menyelesaikan pertanyaan ini, mari kita tinjau terlebih dahulu cara kerja busi racing serta bagaimana mekanisme pembakaran di dalam mesin motor dengan spesifikasi pabrik harus beroperasi.
1. Mesin tampak lesu dan susah dinyalakan di awal hari

Busi balap biasanya dirancang dengan rentang panas yang lebih rendah (busi dingin), sehingga dapat menghilangkan panas lebih efisien. Ini sangat sesuai untuk mesin kompetisi atau mesin berperforma tinggi yang selalu bekerja di temperatur ekstrim. Kebutuhannya utamanya yaitu untuk mencegah kepanasan pada ujung elektroda busi saat mesin dinaikkan putaran dan digunakan dalam jangka waktu lama.
Meskipun demikian, sepeda motor dengan mesin standar umumnya tidak didesain untuk beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi tersebut. Sebagai akibatnya, performa busi balap menjadi kurang efisien karena suhunya tak mencapai titik optimum. Hal ini membuat deposito karbon hasil sisa pembakaran cenderung mengendap diujung busi. Pada awalnya, mesin mungkin masih dapat hidup dan menjalaninya seperti biasanya. Namun dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memicu penumpukan kotoran pada busi, ketidakstabilan proses penyalaan, serta masalah lain termasuk sulitnya mesin dinyalakan, terlebih lagi saat pagi hari.
2. Membuat penggunaan bahan bakar menjadi lebih tidak efisien

Secara fundamental, busi balapan tidak memberikan tambahan daya secara langsung. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa proses pembakaran menjadi lebih efisien pada beberapa situasi khusus. Untuk bisa mengoptimalkan performa busi balapan ini, sistem ignisi perlu ditingkatkan pula, misalnya dengan menggunakan koil yang lebih tangguh, pemrograman UCE yang telah dimodifikasi, serta memiliki rasio kepressan mesin yang lebih besar.
Oleh karena itu, jika sepeda motormu masih dalam kondisi standar lengkap dengan semua komponennya dari pabrikan, hanya menggantinya dengan busi balap saja tidak akan banyak mempengaruhi kinerjanya. Justru hal tersebut dapat menyebabkan proses pembakaran menjadi tidak optimal lantaran siulan api yang tak cocok untuk spesifikasi mesinnya. Terkadang, situasi seperti ini malah bisa meningkatkan penggunaan bahan bakarnya karena gasolin tidak terbakar dengan baik dan efisien.
3. Bisa mengakibatkan knocking

Jika dipakai secara berkelanjutan tanpa penyesuaian pada bagian mesin lainnya, busi balapan dapat meningkatkan tingkat aus beberapa komponen. Sebagai contoh, koil penyalaan harus bekerja ekstra keras untuk menghasilkan percikan api, terutama bila tipe busi yang digunakan adalah dengan resistensi rendah atau dilengkapi dengan elektroda ganda. Selain itu, performa mesin pun bisa menurun akibat kondisi getaran yang semakin kasar sebab busi tersebut sulit menjaga temperatur ideal dalam jangka waktu lama.
Pada sejumlah kejadian, menggunakan busi yang suhunya terlalu rendah untuk mesin standar dapat menyebabkan masalah knocking atau pembakaran tak terkendali, walaupun bunyi mungkin tidak selalu terdengar dengan jelas. Hal ini bisa mengurangi efisiensi motor serta mempersingkat umur pemakaian bagi berbagai komponennya secara bertahap.
Oleh karena itu, pemasangan busi balapan pada sepeda motor biasa memang tidak dihentakkan secara langsung, namun kurang disarankan untuk digunakan dalam rutinitas sehari-hari berkelanjutan. Tanpa adanya dukungan sistem penyalur api serta mesin yang telah dioptimalkan, keuntungan dari busi balap tersebut tak dapat diraih dengan baik. Sebaliknya, Anda mungkin menemui kendala baru seperti busi menjadi kusam lebih cepat, performa mesin naik-turun, konsumsi bahan bakar meningkat, bahkan kesulitan saat menyala.