
Truckindo - Keadaan di sektor otomotif memperlihatkan penurunan dalam volume penjualan untuk triwulan awal tahun 2025. Sebaliknya, pihak berwenang berniat mengendorkan aturan terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Asosiasi Otomotif Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan ketidaknyamanannya terhadap ide tersebut. Mereka merasa hal itu mungkin memiliki dampak signifikan bagi perkembangan sektor otomotif dalam negeri di masa mendatang.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menginginkan agar kebijakan relaksasi dieksekusi dengan sangat teliti. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan kembali riwayat lama pengembangan industri otomotif guna menjadi acuan dalam menyusun aturan tersebut.
"Sektor otomotif kita telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Kami tidak berharap sektor ini hancur. Oleh karena itu, kami menyerukan bahwa keputusan yang diambil harus menjadi yang paling optimal," ungkap Nangoi saat berbicara dengan jurnalis di Jakarta beberapa hari yang lalu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Nangoi mengharapkan agar pemerintah menyaksikan prestasi yang diraih oleh Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Pasalnya, produsennya sudah bekerja keras menambah konten dalam negeri hingga mencapai tingkatan luar biasa yaitu sebesar 92%.
"Sudah bertahun-tahun kami mengembangkan sektor otomotif, tidak hanya dalam satu tahun saja. Hingga akhirnya muncul model seperti Agya dan Ayla dengan 92% komponen lokal. Tentu hal ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah," ungkapnya.
Sekilas diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi kepada timnya untuk menyusun aturan tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara lebih lentur dan sesuai kenyataan. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melindungi kompetisi industri dalam negeri di kancah internasional.
Pernyataan itu dikemukakan oleh Presiden Prabowo saat berpartisipasi dalam diskusi panel pada kegiatan Sarasehan Ekonomi yang dilaksanakan di Menara Mandiri, Jakarta, pada hari Selasa, 8 April.
"TKDN memang sih, maksudnya bagus, semacam nasionalisme. Menurutku jika Anda mengenal aku cukup lama, mungkin kamu tahu aku adalah orang yang sangat nasionalistis. Jika bisa membukakan dadaku, isi hatiku pasti berwarna merah putih," ujar Prabowo.
Namun, kita perlu bersikaprealistik, TKDN diberlakukan paksa dan pada akhirnya hal itu membuat kita kalah dalam persaingan. Saya benar-benar mendukung gagasan bahwa TKDN sebaiknya lebih lentur, kemungkinannya bisa digantikan dengan insentif," imbuhnya.